Home » » Ovulasi Billings Tidak Pernah Disosialisasikan

Ovulasi Billings Tidak Pernah Disosialisasikan

Written By Unknown on Monday, 20 May 2013 | 06:42




Kompas.com


Senin, 20 Mei 2013 | 20:06 WIB







Metode KB

Ovulasi Billings Tidak Pernah Disosialisasikan


Penulis : Lukas Adi Prasetya | Senin, 20 Mei 2013 | 19:44 WIB



Dibaca: 142

Dibaca: 141



BERAU, KOMPAS.com -- Meskipun aman dan nyaman, Metode Ovulasi Billings (MOB), salah satu metode Keluarga Berencana (KB) alamiah, ternyata tidak pernah popular dan tidak pernah disosialisasikan. MOB dianggap masih rumit dijalankan, dan sulit dikenalkan kepada masyarakat.


"Memang tidak pernah disosialisasikan. Itu karena lebih sulit dipahami masyarakat yang sudah terbiasa dengan metode KB lainnya. Dalam penerapannya, MOB juga butuh ketekunan," Wiyatie, Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Senin (20/5/2013).


Menurut Wiyatie, MOB sebenarnya aman dan nyaman, dan lebih pro-perempuan. Sebab tidak diperlukan obat dan peralatan, dengan kata lain murah dan mudah. Dalam leaflet-leaflet mengenai KB, MOB juga tak pernah dicantumkan. Di Indonesia metode KB yang dikenalkan pemerintah hanya metode KB yang menggunakan alat.


MOB sudah diterima Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 1990 sebagai metode KB yang sah. Metode ini ditemukan ahli syaraf Australia, John Billings, tahun 1963. Metode yang berdasarkan pengamatan terhadap lendir leher rahim wanita ini diklaim berhasil 99 persen, jika dijalankan secara tepat.


Lendir pada leher rahim tak hanya berfungsi memperlancar gerak sperma, namun juga menunjukkan masa subur dan tidak subur. Lendir juga mengindikasikan kematangan sel telur. Tanda-tanda lendir itu mesti dicatat setiap hari.



Nasru Alam Aziz





Ada 0 Komentar Untuk Artikel Ini.


Kirim Komentar Anda

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan KOMPAS.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.



Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.



KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.



Silakan atau register untuk kirim komentar Anda



















0 comments:

Post a Comment