


JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap dua orang terduga teroris di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, sekitar pukul 21.30 WIB. Saat ditangkap, dua orang terduga teroris itu tengah melintas di jalanan dengan mengendarai sepeda motor. Penangkapan ini berlanjut dengan penggerebekan rumah kontrakan di Jalan Bangka IIF Jakarta Selatan.
"Tadi kira-kira jam hampir jam 10-an (malam) ada yang ditangkap, dua orang naik motor, laki-laki semua," ujar Usman, tukang ojek yang mangkal di depan gedung kantor pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2013) dini hari. Dia mengatakan penangkapan terjadi tepat di depan gedung bank ini.
Penangkapan, sebut Usman, dilakukan 10 polisi. Sepeda motor yang dikendarai dua terduga teroris itu dihentikan paksa di lokasi yang tepat berseberangan dengan kampus Universitas Atma Jaya itu. Motor yang dikendarai kedua terduga, imbuh Usman, adalah Honda Kharisma berwarna biru.
Usman sedang mangkal menanti penumpang di depan pagar Gedung BRI, mengatakan polisi sempat mengeluarkan senjata api, yang langsung diarahkan pada kedua terduga. "Sempet ditodong pistol tadi," kata dia. Menurut Usman saat itu tak ada upaya perlawanan dari kedua orang pengendara motor tersebut.
Setelah berhasil menangkap kedua orang tersebut, lanjut Usman, para polisi berpakaian preman yang sebelumnya juga mengendarai sepeda motor, membawa kedua terduga dengan menumpang taksi. "(Taksi melintas di Jalan Sudirman) mengarah ke jalan Thamrin," kata dia. Ketika peristiwa berlangsung, Usman mengaku tak tahu bahwa itu adalah penangkapan terduga teroris oleh serombongan polisi.
Menurut Usman, jalanan di ruas jalan protokol itu masih cukup ramai dilintasi masyarakat ketika penangkapan terjadi. Bahkan, sebut dia, aksi penangkapan sempat menjadi tontontan warga di sekitar lokasi, baik yang ada di halte bus di dekat lokasi penangkapan maupun dari kendaraan yang melintas.
Meski demikian penangkapan itu tak sampai menimbulkan kemacetan, karena hanya butuh waktu singkat. "Saya pikir tadinya orang biasa, (saya kira) orang berantem nabrak motor," kata Usman.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
0 comments:
Post a Comment