Home » » Warga Palestina di Jerusalem Timur Hidup Miskin

Warga Palestina di Jerusalem Timur Hidup Miskin

Written By Unknown on Tuesday, 7 May 2013 | 08:42










Kompas.com


Selasa, 7 Mei 2013 | 22:18 WIB







Warga Palestina di Jerusalem Timur Hidup Miskin


Dibaca: 426

Dibaca: 426


Warga Palestina di Jerusalem Timur Hidup Miskinwikipedia Israel pada 1980 mengklaim Jerusalem sebagai ibu kotanya setelah menduduki Jerusalem pasca-Perang Enam Hari 1967. Sementara itu, Palestina menuntut Jerusalem Timur sebagai ibu kota.


JERUSALEM, KOMPAS.com - Sebanyak delapan dari 10 orang Palestina yang tinggal di Jerusalem timur hidup di bawah garis kemiskinan. Data ini diluncurkan di saat Israel tengah bersiap merayakan keberhasilannya merebut sektor Arab kota Jerusalem pada 1967.

"Hampir 80 persen warga Jerusalem timur hidup di bawah garis kemiskinan. Ini angka terburuk sepanjang sejarah," demikian laporan Asosiasi untuk Hak Sipil di Israel (ACRI), Selasa (7/5/2013).

Hasil laporan, yang mempelajari dampak kebijakan Israel terhadap hak-hak dasar warga Palestina, diluncurkan sehari menjelang perayaan Hari Jerusalem, yaitu peringatan keberhasilan Israel merebut seluruh kota Jerusalem dalam perang enam hari 1967.

Israel kemudian menduduki Jerusalem timur meski langkah ini dikecam dan tidak diakui dunia internasional.

Saat ini terdapat 293.000 warga Palestina di kota berpenduduk sekitar 800.000 orang itu.



Studi ACRI juga menyatakan dinding pembatas yang memisahkan Jerusalem timur dengan Tepi Barat semakin memperburuk kondisi warga Palestina.



ACRI mengatakan sekitar 90.000 warga Palestina pemegang kartu pengenal Jerusalem berwarna biru, harus melewati pos-pos pemeriksaan Israel setiap hari hanya untuk pergi bekerja, berangkat sekolah, pergi ke rumah sakit, dan mengunjungi sanak saudara.



Rumah sakit di Jerusalem timur juga menderita kesulitan pembiayaan akibat minimnya pasien dan staf medis yang datang dari Tepi Barat.



Data lain yang ditemukan ACRI adalah para pelajar Palestina juga kesulitan mendapat tempat belajar akibat buruknya infrastruktur pendidilan.

Selain itu, siswa Palestina yang lolos tawjihi -ujian akhir SMA Palestina- sulit memndapat tempat di universitas-universitas Israel. Sementara gelar dari universitas Palestina tidak diakui Israel.





Ada 2 Komentar Untuk Artikel Ini.






  • Makanya menang perang dong, biar bisa kaya. Masa sama negara kecil mungil spt Israel bisa kalahan. Itu perang enam hari, bukannya dikeroyok negara2 araaf, eh, kalah juga. Jerusalem kembali jd milik Israel. Tragis dan ironis.





  • kalau sudah miskin, bodoh, anarkhis masih dianggap dimuliakan????







Silakan atau register untuk kirim komentar Anda












0 comments:

Post a Comment