Home » » Serba Betawi di Mal Jakarta

Serba Betawi di Mal Jakarta

Written By Unknown on Thursday, 23 May 2013 | 04:53


Kamis, 23 Mei 2013







Kompas.com


Kamis, 23 Mei 2013 | 18:50 WIB







Jelajahi Kompas.com Bersama Teman-Teman Facebook Anda



HUT Jakarta

Serba Betawi di Mal Jakarta


Penulis : Neli Triana | Kamis, 23 Mei 2013 | 18:29 WIB



Dibaca: 542

Dibaca: 542



Serba Betawi di Mal Jakarta



JAKARTA, KOMPAS.com- Bulan Juni menjadi bulan yang amat berarti bagi Kota Jakarta. Setiap tanggal 23 Juni, kota ini merayakan ulang tahunnya.


Kini, di tahun 2013, Jakarta bakal genap berusia 486 tahun. Di usianya yang hampir lima abad, Jakarta berbenah tetapi berupaya tak melupakan akarnya, yaitu akar budaya Betawi.


Per 1 Juni nanti, semua pengelola mal di Jakarta, khususnya yang tergabung dalam Aosisasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia sepakat mempercantik interior gedungnya dengan ragam hiasan betawi.


Petugas customer service pun akan memakai baju adat betawi setiap hari.


"Mal di Jakarta tak kalah dengan mal di luar negeri dan di sini jumlahnya banyak sekali. Ini tentu potensi besar yang harus dimanfaatkan," kata Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Adi Ariantara, Kamis sore ini di Senayan City, Jakarta Pusat.


Selain menawarkan barang-barang bermerek, tak salah jika mal juga sekaligus memamerkan identitas lokal yang sarat makna.


Saat ini, budaya lokal mulai menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Lihat saja ragam makanan khas yang menjadi bagian dari budaya lokal kembali diminati.


Soto betawi, asinan, sampai gabus pucung bisa dijumpa dan dinikmati di outlet di mal yang turut menghadirkan arsitektur khas betawi sebagai bagian dari cara pengelolanya memanjakan konsumen.


Dalam rangkaian Festival Jakarta Great Sale 2013, memang tak salah jika slogan Jakarta Baru, Jakarta Kita, turut menggenjot memperkenalkan budaya Betawi kepada semua wisatawan nusantara maupun asing. (NELI TRIANA)



Tjahja Gunawan Diredja





Ada 1 Komentar Untuk Artikel Ini.







  • jokowi ahok efek, nuansa kedaerahan dimunculkan.. gub & wakil gub tiada duanya. klu gini caranya, anak2 sekolahan akan mulai mencintai budaya lokal.






Kirim Komentar Anda

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan KOMPAS.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.



Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.



KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.



Silakan atau register untuk kirim komentar Anda


















0 comments:

Post a Comment